ANGGREANI

Seraut wajah yang telah lama menghilang tak tentu rimbanya…

Kabar beritapun tenggelam bak ditelan bumi..

Jangankan bayangan…kelebatpun tak pernah kunjung datang..

Bak rembulan menghilang dalam kegelapan…

Hanya nyayian lirih binatang malam…

Menatap Malam penuh kerlip bintang..sesekali bintang jatuh begitu indah..

Dalam genggaman jemari tangan terdiam…

Kata hati tiada sepi …namun terpungkiri..

Lirih menanti…Lirih angan melayang…hanya bisa bergumam..

Seraut wajah tersimpan namun nama tertanam…

Pandangan dan tatapan mata begitu dalam..hanya ada remasan jemari tangan..

Ada rindu dulu yang pernah menyatu…namun tak engkau pupuk dengan utuh..

Mengapa aku yang engkau tuduh…ketika engkau menjauh…

Dengan alasan tiada selembar kabar tertulis untukmu…

Wahai para perindu..lidahku telah kelu menjelaskan padamu..

Dalam goresan ini ku harap engkau mengerti akan diriku dulu..

Hanya menatap dinding kelabu dengan tatapan sendu..

Angan dan harapan inginlah bertemu..menatap senyum tipis manismu seperti dulu..

Memeluk mesra tubuhmu nan ramping seperti dahulu…

Menatap dalam2 bola matamu yg begitu bening..

Anggreani mengapa tak singgah lagi dalam mimpiku..

Sebuah nama begitu dekat dihati, begitu dekat pada diri…namun selalu menghilang bersama semilir angin..

Biarlah tetap menjadi misteri…pandanganmu masih terasa diri..

Ketika namamu terucap…begitu dekat terasa tatapan senyum diraut wajahmu..

Tinggalkan komentar